14 September 2024

Puding Telur Bebek

Selasa, sekira pukul 15.45 WIB, koordinator liputan (korlip) sif pagi-siang kirim pesan pendek. Isinya saya harus stop ngedit, rehat dulu, karena katanya selepas Magrib diprediksi akan banjir naskah. Beberapa hari itu memang berita sering menumpuk dari sore menjelang malam.

Saya akhirnya rebahan di kamar. Sementara di ruangan tengah istri menyuapi Daria dengan menu MP ASI hasil daur cipta dari video pendek di TikTok. Bagi orang dewasa, khususnya saya, menunya cukup mengerikan: puding yang dicampur telur bebek. Dari namanya sudah terbayang amisnya.

Awalnya saya tak tahu menu itu. Tapi menjelang Magrib, Daria tiba-tiba muntah. Kira-kira pukul 18.30, saat waktunya saya kembali ke laptop, Daria sudah muntah tiga kali. Saya pikir hanya mual biasa, lagu pula tak enak meninggalkan pekerjaan yang sudah dua jam dijeda.

Tapi saat menyunting satu naskah ekonomi, Daria muntah lagi dan menangis. Isi perutnya sudah cukup banyak terkuras. Ketika naskah hampir rampung diedit, dia lagi-lagi muntah, kini hanya cairan. Saya akhirnya menutup laptop dan segera menghubungi korlip sif sore-malam. Lalu memesan gocar, sementara di luar sudah hujan.

Gocar pertama minta di-cancel karena katanya kejauhan. Kepada pengemudi gocar kedua, saya sampaikan pesan, “Anak saya muntah-muntah.” Dia langsung menjawab, “Siap!”

Sesampainya di RS Hermina, Daria langsung dibawa ke IGD dan muntah-muntah lagi. Sampai akhirnya diinfus, total dia muntah sebanyak sepuluh kali, hingga cairan lambung yang berwarna kuning dan pahit ikut keluar.

Dia sebelumnya tak pernah sakit. Hanya sesekali demam jika habis diberi vaksin imunisasi. Beberapa bulan sempat meraih predikat bayi terlucu se-Baleendah. Jangan heran, memang begitu faktanya.     

Kali ini, pada sakitnya yang pertama, bocah 15 bulan ini punggung lengannya mesti dikoyak jarum infus. Tentu saja dia ngamuk, meski masih dalam tahap wajar. Sebelum tetes pertama air infus masuk ke tubuhnya, wajahnya sudah agak pucat dan lesu, maklum cairan sudah banyak keluar.

Daria dirawat rawat inap dua hari dua malam, di rumah sakit yang pemandangannya langsung ke arah Gunung Gede. Jarum infus sempat lepas karena dia tarik terus. Risikonya mesti disuntik ulang. Dan drama pun berulang. Beruntung setelah itu hingga diperbolehkan pulang oleh dokter semuanya berjalan lancar.

Dua antibiotik cair dibawa sebagai oleh-oleh, menyisakan PR bagaimana caranya membujuk anak mengonsumsi obat lewat mulut. Begitulah jadinya, rangkaian jadwal minum obat diisi dengan pelbagai drama.

Seorang kawan yang juga pejuang MP ASI mengatakan bahwa telur bebek memang tinggi kalorinya dan bagus buat anak. Tapi menurutnya, memasaknya harus sampai matang karena rawan terkena bakteri. Nah, barangkali puding telur bebek itu belum terlalu matang sehingga bakteri menyambar pencernaan dan bertarung melawan sel darah putih.

Namun demikian, itulah perjuangan ibu-ibu yang berkejaran dengan waktu untuk meningkatkan berat badan anaknya. [ ]