30 August 2015

EO

Oleh : Bre Redana
Perayaan Lima Gunung di desa di Gunung Merbabu-Merapi, Jawa Tengah, seperti berlangsung beberapa hari seputar tanggal 17 Agustus lalu selalu menyisakan kenangan manis bagi beberapa orang. Tanyalah Eros Djarot. Ia berjanji akan kembali. Gus Mus, penyair sekaligus kiai yang dicintai banyak orang, adalah tamu tetap. Bagi komunitas ini ia bukan orang lain, istilahnya merupakan sanak kadang. Pada festival yang melibatkan ribuan orang yang sebagian besar petani itu, rasa kekeluargaan terjaga, tumbuh, dikarenakan dibiarkannya spontanitas. Semua mengalir sesuai jalannya alam.
Terutama di kota besar, spontanitas itulah yang cenderung hilang. Banyak acara, banyak peristiwa, dirapikan oleh apa yang dikenal orang kini dengan sebutan EO, singkatan dari event organizer. Mereka menawarkan jasa untuk membereskan berbagai acara, baik yang bersifat privat, keluarga, maupun yang bukan.

Yang bukan acara keluarga misalnya acara-acara oleh perusahaan. Di sini mereka akan menerima briefing terlebih dahulu, acaranya apa, misi dan visi perusahaan apa. Mereka menyelenggarakan dan mengatur sesuai apa yang mereka tangkap. Diandaikan, semangat suatu perusahaan yang harus diinternalisasikan untuk karyawan selama puluhan tahun, bisa ditangkap oleh EO, yang barangkali para lulusan sekolah menengah, dalam briefing satu-dua jam.

Untuk acara keluarga ambil contoh pesta ulang tahun, perkawinan, bahkan kematian. Sebagian dari Anda rasanya sudah mengalami sendiri. Pada resepsi pernikahan, terutama di kalangan orang berkelimpahan, EO menangani ketertiban dan kerapiannya. Misalnya membagi jalur dan pintu masuk. Satu untuk orang-orang kaya, pejabat, nama-nama terkenal. Mereka punya segalanya, kecuali waktu, sehingga tergopoh-gopoh. Oleh kru, mereka didahulukan menuju mempelai, salaman, setelah itu mereka harus segera meninggalkan tempat, untuk rapat. Rapat apa malam-malam? Wah, Anda jangan tanya saya.
Satu jalur lagi untuk ratusan atau ribuan tamu kebanyakan, kelas menengah yang dalam perspektif EO barangkali adalah kalangan setengah gembel. Mereka mengantre dalam pagar yang dibuat sangat bagus menuju panggung. Sesekali antrean dihentikan. Pembawa acara menghibur dengan basa-basi permintaan maaf karena ada petinggi harus berfoto sejenak bersama mempelai.
Bukan hanya acara perkawinan, ulang tahun, kelahiran. Kematian pun bisa diserahkan pada pihak yang bisa membereskan semua hal seperti itu. Banyak orang berduit menggunakan jasa mereka.
Pihak penyedia jasa menawarkan bisa menangani urusan merawat jenazah, mendandani dan merias kalau diperlukan, peti mati, dekorasi ruang duka, bunga, katering, dan lain-lain. Semua tentu tergantung harga. Peti mati bisa produk ekspor bisa produk lokal. Begitu pun bunga. Kalau Anda memerlukan, pendeta dan semacamnya bisa dipesan. Termasuk paketnya, apakah dengan pemandu nyanyi yang ikut nangis-nangis, misalnya, biar agak dramatik.

MC atau pembawa acara merupakan komponen yang tak bisa ditinggalkan. Di kuburan-kuburan berharga mahal, pembawa acara mengatur jalannya acara, misalnya siapa yang harus duduk di deretan paling depan dekat liang lahat. Mereka akan mengatur urut-urutan sesi berfoto dengan peti jenazah sebelum peti diturunkan ke liang lahat, panjang pendek doa karena setelah ini ada acara lain lagi, dan seterusnya.
Begitu pun kalau jenazah dikremasi. Yang masih nangis-nangis di ruang kremasi dipersilakan melanjutkan nangis-nya di luar. Pihak lain tengah antre menunggu penggunaan ruang kremasi.

Bisnis EO berkembang seiring perkembangan entertainisasi kehidupan. Mereka menyebarkan selebaran, brosur, leaflet di mana-mana. Staf pemasaran bisa merayu Anda di mana pun.

Pernah saya didekati staf pemasaran yang membawa brosur untuk urusan kematian. Padanya saya sampaikan saya belum berminat. Kalau Anda mau duluan, silakan. Siapa tahu.

Kita harus lebih percaya pada jalannya alam, iya kan.... [ ]

No comments: