Oleh : Bre Redana
Perayaan
Lima Gunung di desa di Gunung Merbabu-Merapi, Jawa Tengah, seperti berlangsung
beberapa hari seputar tanggal 17 Agustus lalu selalu menyisakan kenangan manis
bagi beberapa orang. Tanyalah Eros Djarot. Ia berjanji akan kembali. Gus Mus,
penyair sekaligus kiai yang dicintai banyak orang, adalah tamu tetap. Bagi
komunitas ini ia bukan orang lain, istilahnya merupakan sanak kadang. Pada
festival yang melibatkan ribuan orang yang sebagian besar petani itu, rasa
kekeluargaan terjaga, tumbuh, dikarenakan dibiarkannya spontanitas. Semua
mengalir sesuai jalannya alam.
Terutama
di kota besar, spontanitas itulah yang cenderung hilang. Banyak acara, banyak
peristiwa, dirapikan oleh apa yang dikenal orang kini dengan sebutan EO, singkatan
dari event organizer. Mereka menawarkan jasa untuk
membereskan berbagai acara, baik yang bersifat privat, keluarga, maupun yang
bukan.
Yang
bukan acara keluarga misalnya acara-acara oleh perusahaan. Di sini mereka akan
menerima briefing terlebih
dahulu, acaranya apa, misi dan visi perusahaan apa. Mereka menyelenggarakan dan
mengatur sesuai apa yang mereka tangkap. Diandaikan, semangat suatu perusahaan
yang harus diinternalisasikan untuk karyawan selama puluhan tahun, bisa
ditangkap oleh EO, yang barangkali para lulusan sekolah menengah, dalam briefing satu-dua
jam.
Untuk acara keluarga ambil contoh pesta ulang tahun,
perkawinan, bahkan kematian. Sebagian dari Anda rasanya sudah mengalami
sendiri. Pada resepsi pernikahan, terutama di kalangan orang berkelimpahan, EO
menangani ketertiban dan kerapiannya. Misalnya membagi jalur dan pintu masuk.
Satu untuk orang-orang kaya, pejabat, nama-nama terkenal. Mereka punya
segalanya, kecuali waktu, sehingga tergopoh-gopoh. Oleh kru, mereka didahulukan
menuju mempelai, salaman, setelah itu mereka harus segera meninggalkan tempat, untuk
rapat. Rapat apa malam-malam? Wah, Anda jangan tanya saya.
Satu jalur lagi untuk ratusan atau ribuan tamu
kebanyakan, kelas menengah yang dalam perspektif EO barangkali adalah kalangan
setengah gembel. Mereka mengantre dalam pagar yang dibuat sangat bagus menuju
panggung. Sesekali antrean dihentikan. Pembawa acara menghibur dengan basa-basi
permintaan maaf karena ada petinggi harus berfoto sejenak bersama mempelai.
Bukan hanya acara perkawinan, ulang tahun, kelahiran.
Kematian pun bisa diserahkan pada pihak yang bisa membereskan semua hal seperti
itu. Banyak orang berduit menggunakan jasa mereka.
Pihak
penyedia jasa menawarkan bisa menangani urusan merawat jenazah, mendandani dan
merias kalau diperlukan, peti mati, dekorasi ruang duka, bunga, katering, dan
lain-lain. Semua tentu tergantung harga. Peti mati bisa produk ekspor bisa
produk lokal. Begitu pun bunga. Kalau Anda memerlukan, pendeta dan semacamnya
bisa dipesan. Termasuk paketnya, apakah dengan pemandu nyanyi yang ikut nangis-nangis, misalnya, biar agak dramatik.
MC
atau pembawa acara merupakan komponen yang tak bisa ditinggalkan. Di
kuburan-kuburan berharga mahal, pembawa acara mengatur jalannya acara, misalnya
siapa yang harus duduk di deretan paling depan dekat liang lahat. Mereka akan
mengatur urut-urutan sesi berfoto dengan peti jenazah sebelum peti diturunkan
ke liang lahat, panjang pendek doa karena setelah ini ada acara lain lagi, dan
seterusnya.
Begitu
pun kalau jenazah dikremasi. Yang masih nangis-nangis di ruang kremasi dipersilakan
melanjutkan nangis-nya di luar. Pihak lain tengah antre menunggu
penggunaan ruang kremasi.
Bisnis EO berkembang seiring perkembangan
entertainisasi kehidupan. Mereka menyebarkan selebaran, brosur, leaflet di
mana-mana. Staf pemasaran bisa merayu Anda di mana pun.
Pernah
saya didekati staf pemasaran yang membawa brosur untuk urusan kematian. Padanya
saya sampaikan saya belum berminat. Kalau Anda mau duluan, silakan. Siapa tahu.
Kita harus lebih percaya pada jalannya alam, iya
kan.... [ ]
No comments:
Post a Comment