03 November 2007

Mandi


Waktu dia datang, aku seperti biasa tengah duduk di bangku kamarku. Tak ketinggalan sebatang rokok tengah aku hisap. Duduk, menghabiskan waktu sambil merenung, menerawang masa depan menjadi kebiasaan setelah masa kuliah itu.

Dan ketika dia mengulang kegiatan itu, dia datang. Selembar senyum khas menyapaku. Dan dia tak berubah. Tetap kurus dan dibalut kulit legam. Sorot matanya tetap seperti dulu, dalam dan berisi, lalu terjadilah pecahnya kerinduan, aku dan dia berangkulan. Menyatukan kembali emosi yang sempat terpisah. 

Lalu tenggelamlah dalam dialog nilai. Dialog yang sejak dulu sering kami lakukan. Dialog tentang perjuangan, nilai hidup, ideologi, cinta sampai perjuangan menggapai materi. Dialog itu selalu panjang dan hening. Tidak meledak-ledak. Hening, senyap tapi padat. Dua hari dua malam kami mereguk habis segala pembicaraan.

Sampai detik ketika dia harus kembali lagi kepada setapak kecilnya. Setapak kecil yang harus dilaluinya, karena dia telah memilihnya. Sementara aku dihadapkan kembali pada kenyataan yang telah lama menawanku. Kenyataan pahit, mungkin lebih pahit daripada yang dia alami. 

Aku kembali menjalani hari-hari kosongku dengan langkah tanpa orientasi yang jelas. Hidup tanpa jeda, karena waktu menjadi sangat lama. Lama menunggu kepastian arah. 

Dan ketika ketika aku menantinya, maka hidup menjadi cepat. Jam seperti kehilangan rem. Semua bergerak sangat cepat. Roda-roda waktu berputar saling menyalip. Sementara orang-orang berlomba saling mendahului keberuntungan. Meninggalkanku yang tercecer di belakang.

Aku dan dia sama-sama tengah sakit keadaan. Waktu belum bergulir ke arah yang kami inginkan. Aku masih di sini. Di tempurungku yang sempit , pengap dan penuh asap. Sementara dia, dengan kondisi belum memenuhi syarat administrasi, harus menyelesaikan akademiknya yang sebenarnya tidak dia harapkan. 

Sebenarnya dia lebih ingin di sana. Berdiri, berjalan, bernafas dan menyatu dengan alam. Tapi karena sebagian relasi terdekatnya menginginkan hal ini, maka ditempuhlah kenyataan hambar ini. 

Dia masih beruntung. Setidaknya masih punya pilihan dan masih bisa memilih. Karena kemampuan memilih, walau bagaimanapun dapat mengurangi rasa penat yang memayungi diri.

Dua hari dua malam dia berada di sini. Sebentar memang. Tapi cukup memberikan sedikit ledakan. Ledakan yang membuatku kembali menata ulang selembar peta kehidupan. Khas. Dia memang selalu begitu. Selalu menyodorkan pandangan-pandangan tajamnya. Walaupun memang terkadang terlalu tajam. 

Dan beberapa saat sebelum dia pergi, dia sempat juga mandi. Sebuah aktivitas langka, setidaknya ketika dia kuliah dulu. Mandi, membersihkan daki dan debu-debu kehidupan yang setiap saat beterbangan. Membedaki muka, menyumbat pernafasan, menggimbalkan rambut, memerihkan mata, membebalkan hati, berdamai dengan sistem, mengaburkan pandangan sekaligus jarak pandang.

Mandi. Memang itu yang harus dilakukan. Menghadirkan kembali kenormalan, agar daki dan debu tidak melembaga dalam fikiran dan jiwa. Dan mandi memang bukan hanya hak badan saja, kerena yang terpenting adalah membersihkan yang di dalam, yang selalu bolak-balik pada kebenaran dan kesalahan, dan itulah kalbu. Dan kewajiban mandi yang kedua menjadi gugur apabila kita tak punya hati.

[Published]

6 comments:

BuDaKRaNTaU said...

akhirnya dunia kamu berada pada alam yang tidak nyata....mana novel yang kamu janjikan itu?

Irfan Teguh said...

kalau waktunya telah sampai, novel itu akan hadir kawan, tapi bukan yang "Titan", sebab udah ada nama band yang namanya sama, ntar disangka nyontek lagi,he..he..he..

BuDaKRaNTaU said...

woi manusia bawal yang merana....lekaslah besar. si upik sudah mengharap hantaman mesra darimu..he..he...

Irfan Teguh said...

Saya sudah besar dan tidak merana bung, yang butuh kemesraan bukan si Upik tapi si Ira, rasain lu!! emang enak long distance?!..ha..ha..ha..

Ardiani Oseani said...

waduh bang irfan ini tulisannya bagus banget... hehe... Btw, tengkyu udah mampir di blogs sayah... kapan-2 komentarin lagi juga boleh... hihihihi... gudlak !!!

Anonymous said...

seandainya membuang hal-hal buruk sama seperti mem-flush 'Toto' yang baru saja saya gunakan =D

nice blog!!!