28 June 2012

Pohon Berkambium

Dari balik jendela, di masa kecil itu, dia melihat hujan membasahi pohon beringin. Bola-bola air menggantung di ranting dan daun. Dalam benak masa kecilnya, kehidupan begitu sederhana, tak lebih dari main sepakbola, sekolah sampai jam duabelas siang, dan main kelereng di bawah pohon itu. Siapa yang mencemaskan masadepan?, anak kecil hanya tahu hari ini, hari yang tengah dijalaninya dengan total tanpa ketakutan tentang bayang-bayang masadepan yang begitu absurd. 

Waktu bergerak, tapi manusia juga bertumbuh. Semua mencair, tidak ada yang stagnan. Dalam diam, sesungguhnya pohon juga dinamis, dia begitu tulus mengabdi kepada manusia, kepada jiwa-jiwa resah yang kerap kalah dalam pertarungan melawan egonya. Tentu saja berbeda antara akar serabut dan akar tunggang. Dalam kekuatan dan keteduhan, keduanya diciptakan kontradiksi. 

Barangkali pohon tidak pernah punya leher untuk mengalungkan masalalu yang dibawa-bawa ke masadepan. Atau mungkin dia tidak punya memori yang bisa menyimpan kenangan yang berarak di tempurung ingatan. Membenturkan kepala ke tiang listrik barangkali pembebasan terhadap belenggu yang bersemayam di dasar perasaan. Dan hidup tidak pernah sama lagi setelah itu.

Sebagian orang menyebutnya sebagai pembelajaran, tapi jangan lupa bahwa jebakan betmen selalu mengancam kapan saja.  Dibutuhkan kosakata “sakit” atau “luka” untuk menemukan kata “sembuh”. Ternyata kata-kata juga dibangun dari hubungan sebab-akibat, dan terdiamlah kamu beberapa saat, demi berkemas-kemas dan siap lagi untuk berangkat. 

Selama hidup masih dikandung badan, lelah selalu akan datang. Tapi waktu selalu menyediakan tempat untuk istirahat sejenak, menghitung jejak, dan kembali bergerak. 

Dua jiwa tak beda dengan dua planet besar. Ego terkandung dalam darah yang mengalir di arteri. Tapi manusia adalah makhluk vertebrata, tulang belakangnya selalu siap menyangga beban tubuh untuk senantiasa tegak dan membuatnya tidak berjalan dengan melata. 

Bukan gila misteri, tapi siapa sesungguhnya yang mengetahui hari esok?. [ ]


No comments: