27 June 2025

Laleur Bodas: Rahasia di Balik Perselingkuhan dan Rencana Pembunuhan

Di sampul depannya tertulis “Novel misteri Sunda klasik nu nepi ka kiwari teu weléh dipikameumeut”. Ya, dari awal kisah ini memang langsung tancap gas, penuh teka-teki, nyaris sampai akhir. Memaksa pembaca mau tak mau mesti menyelesaikannya hingga tuntas jika mau mengetahui bagaimana cerita ini berakhir.

Mula-mula hanya kisah cinta biasa. Lawan jenis. Pemuda dan gadis. Tapi masalah mulai muncul saat tokoh lain memadu kasih di luar kesepakatan umum (pernikahan). Singkatnya perselingkuhan. Penyakit relasi ini pada akhirnya membelit banyak kaki dalam konflik pelik yang disusun sedemikian rupa. Memuncak hingga terjadi rajapati.

Samsu, pengarang novel ini, merupakan singkatan dari Sambas dan Susangka, dua-duanya lahir di Kuningan dengan tanggal, bulan, dan tahun yang sama persis: 23 September 1917. Bukankah ini sebuah kebetulan yang aduhai bagi pengarang kisah misteri?

Laleur Bodas (lalat putih) sang tokoh misteri yang “memandu” alur cerita amat lincah bergerak. Ia muncul dalam surat-surat pendek, menginformasikan kejadian-kejadian yang akan tiba kepada tokoh-tokoh lainnya. Serupa nubuat yang meneror hari-hari penuh asmara, prasangka, fitnah, dan amarah.

Basri dan Lili, sejoli yang membuka novel ini timbul tenggelam dalam alur penceritaan yang dramatis dan rumit. Di seselanya, Laleur Bodas menguntit.

Saat kisah mendekati penghujung, yakni ketika tokoh Laleur Bodas akhirnya terongkar, pembaca bisa jadi akan teringat dengan adegan yang selalu muncul dalam serial Detektif Conan, yakni saat ia membeberkan segala penemuannya lewat detektif Kogoro Mouri yang tertidur.

Secara keseluruhan, rasanya tidak berlebihan jika kisah misteri ini diklaim sebagai “Novel misteri Sunda klasik nu nepi ka kiwari teu weléh dipikameumeut”. Hurung! [irf]

No comments: