Begini saja. Bagaimana kalau lambang Negara, kita ganti dengan tikus bukan burung garuda lagi. Sebab tikus lebih ergonomis untuk menggerogoti dan kemudian lari bersembunyi. Bagaimana kalau setiap pajabat tidak usah bersumpah di bawah kitab suci lagi dan kita ganti dengan proposal tender bermilyar-milyar dengan uang pelicin bermilyar-milyar, sebab itu lebih indah dan menyenangkan. Bagaimana kalau KPK kita bubarkan saja dan pembubarannya kita rayakan di rumah-rumah dinas kediaman. Bagaimana kalau para aktivis yang hilang dan dibunuh kita lupakan saja dan kita tidak usah demonstrasi lagi, tidak usah mengkritisi lagi, tidak usah menegakkan kebenaran lagi sebab kebenaran sudah seperti sebuah jarum yang hilang di tumpukkan jerami.
Bagaimana kalau para korban banjir, lumpur panas, longsor, gempa dan ancaman gunung berapi kita kasih makanan basi saja sebab stok makanan sudah habis dimakan tikus. Bagaimana kalau para anggota dewan kita naikkan semua tunjangannya, sebab gaji mereka hanya mencukupi biaya sehari-hari saja, sedangkan kebutuhan yang lain masih menumpuk : jalan-jalan ke luar negeri, menghidupi istri simpanan, belanja mobil baru dan untuk sewa keamanan jika suatu saat dia di demo para mahasiswa. Bagaimana kalau PEMILU ditiadakan saja dan kita menyibukkan diri untuk mencari minyak tanah, sembako serta kedelai yang murah. Bagaimana kalau ternyata minyak tanah itu benar-benar habis dan kita ganti dengan kayu bakar sisa para cukong pemilik HPH.
Bagaimana kalau kita tidak usah sekolah sebab harganya terlalu mahal, lebih baik menjadi pengangguran saja dan menunggu mereka yang sekolah itu bergabung dengan kita. Bagaimana kalau kita beli perahu karet, sebab kata BMG nanti malam akan turun hujan dan katanya pulau Jawa akan tenggelam. Bagaimana kalau kita semua jadi presiden saja, mengurus diri sendiri dan keluarga sebab negara punya urusannya sendiri. Dan bagaimana kalau tulisan ini tidak usah dibaca, sebab kalian pun sudah tahu dan menyaksikannya sendiri di koran dan di layar kaca. [ ]
Bagaimana kalau para korban banjir, lumpur panas, longsor, gempa dan ancaman gunung berapi kita kasih makanan basi saja sebab stok makanan sudah habis dimakan tikus. Bagaimana kalau para anggota dewan kita naikkan semua tunjangannya, sebab gaji mereka hanya mencukupi biaya sehari-hari saja, sedangkan kebutuhan yang lain masih menumpuk : jalan-jalan ke luar negeri, menghidupi istri simpanan, belanja mobil baru dan untuk sewa keamanan jika suatu saat dia di demo para mahasiswa. Bagaimana kalau PEMILU ditiadakan saja dan kita menyibukkan diri untuk mencari minyak tanah, sembako serta kedelai yang murah. Bagaimana kalau ternyata minyak tanah itu benar-benar habis dan kita ganti dengan kayu bakar sisa para cukong pemilik HPH.
Bagaimana kalau kita tidak usah sekolah sebab harganya terlalu mahal, lebih baik menjadi pengangguran saja dan menunggu mereka yang sekolah itu bergabung dengan kita. Bagaimana kalau kita beli perahu karet, sebab kata BMG nanti malam akan turun hujan dan katanya pulau Jawa akan tenggelam. Bagaimana kalau kita semua jadi presiden saja, mengurus diri sendiri dan keluarga sebab negara punya urusannya sendiri. Dan bagaimana kalau tulisan ini tidak usah dibaca, sebab kalian pun sudah tahu dan menyaksikannya sendiri di koran dan di layar kaca. [ ]
No comments:
Post a Comment