Semoga dalam haribaan sehat-sentosa senantiasa,
Pada Pesta Buku Bandung yang digelar dari tanggal 30 Januari
sampai 5 Februari 2015, saya sempat membeli beberapa buku dari stand Komunitas
Bambu. Dua di antaranya adalah buku “Kepulauan
Nusantara” karya Alfred Russel Wallace dan “Semangat Baru” karya Mikihiro Moriyama. Pada kedua buku tersebut
terdapat kesalahan cetak dan kekurangan cetak. Untuk “Kepulauan Nusantara” pihak penerbit (Kobam) menyertakan secarik
kertas yang berisi ralat yang terdiri dari lima poin ihwal kekeliruan cetak,
artinya hal tersebut sudah diketahui oleh pihak penerbit. Sedangkan pada “Semangat Baru”, penerbit sepertinya
tidak mengetahui kekurangan cetak pada buku yang diterbitkannya.
Di halaman 302, 303, 306, dan 307 tidak ada teks sama sekali
alias kosong melompong. Halaman-halaman kosong tersebut tepat berada di
lampiran 2 yang isinya adalah ringkasan Wawacan
Panji Wulung. Sebagai pembeli dan pembaca, hal ini tentu sangat saya sayangkan.
Terlepas dari kewajiban bahwa setiap penjual harus memberikan yang terbaik
kepada konsumennya, hal ini pun jadi pertaruhan Komunitas Bambu yang selama ini
dikenal sebagai penerbit buku-buku sejarah bermutu, yang dari segi produksi pun
nyaris tanpa cela.
Saya tak hendak menukar buku “cacat” ini dengan yang lebih
lengkap, hanya saja ke depan mungkin kesalahan-kesalahan seperti ini bisa
diperbaiki agar pihak pembeli tidak merasa dirugikan. Lantas barangkali ada
pertanyaan, kenapa catatan seperti ini dipublikasikan di blog pribadi, dan
bukan dikirim saja via surel ke alamat yang bersangkutan? Saya berpendapat
bahwa inilah sejarah, surat sederhana seperti ini pun adalah bagian dari
perjalanan Komunitas Bambu, dan saya (si penulis surat) merasa berhak untuk
menyimpannya di laman pribadi sebagai arsip.
Sekian saja dari saya, semoga Komunitas Bambu tetap jaya dan
mampu konsisten menjadi penerbit buku-buku sejarah berkualitas. Hatur nuhun kana sagala perhatosanna.
Salam,
Irfan Teguh Pribadi
Foto : Arsip Irfan TP
No comments:
Post a Comment