13 July 2021

10 Lagu Mocca untuk Ciwaruga


Barangkali kala itu pengujung 2002. Saat saya tengah mendengarkan Mocca album My Diary di kamar, kawan kosan sekaligus kakak kelas di kampus bilang, “band si Ceplok éta mah.”

Ceplok adalah Ardiansyah, peniup trombon di Mocca. Juga senior saya di kampus Politeknik Gajah Duduk. Dia sering main ke kosan kawannya. Kosan semenjana yang sebetulnya berbahaya karena menempel pada tebing yang menghubungkan jalan raya dan persawahan. Kini kosan itu telah rata dengan tanah.

Demikianlah, album pertama Mocca menemani hari-hari saya yang biasa-biasa saja. Tape pemutar kaset yang dilengkapi radio itu milik si Asep, kawan saya orang Tangerang. Kecil dan warnanya norak. Tapi biar begitu, jika sesekali si Asep membawa barangnya, saya kesepian.

Dua tahun setelah album pertamanya saya hapal di luar kepala, Mocca baru meluncurkan albumnya yang kedua: Friends (2004). Seperti My Diary (2002), album kedua juga saya beli di Borma Setiabudi, di kawasan Bandung Utara yang tidak terlalu sejuk. Tentu saja kaset pita, waktu itu belum ada CD-nya, atau barangkali saya tidak mampu membeli.

Album kedua ini saya habiskan di kosan baru, tapi masih di Ciwaruga. Saya pindah ke kosan si Asep, maksudnya satu kosan tapi beda kamar. Di sini jauh lebih sepi daripada kosan tebing. Isinya hanya bertiga: saya, si Asep, dan Ine anak Akuntansi.

Saya sudah naik ke tingkat dua, komposisi kawan sekelas telah berubah, artinya yang main ke kosan pun mengalami pergantian pemain. Faisal namanya, dipanggil Isal, sementara saya dan kawan-kawan sekelas kerap memanggilnya Iblis Molor. Ya, dia memang jago tidur.

Dia juga hapal lagu-lagu Mocca. Saya pernah berduet dengannya menyanyikan lagu “Swing It Bob!” dari album Friends. Tentu saja sambil menari Samba, Tango, dan Cha cha. Sebuah kegembiraan masa muda yang buru-buru diringkus waktu. Kini dia tetap botak dan masih mendukung Arsenal.

Kemudian tahun ketiga alias tahun terakhir kuliah pun datang. Sementara Mocca tak kunjung mengeluarkan album baru. Saya telah selesai menulis Tugas Akhir alias skripsi, lalu sidang dan lulus. Tak lama kemudian wisuda dan berpisah dengan kawan-kawan.

Dua tahun setelah saya lulus, Mocca mengeluarkan album baru: Colours (2007). Waktu itu saya telah bekerja di Jakarta. Itulah antusisme terakhirnya saya terhadap Mocca, maksudnya setelah itu saya tak lagi mengikuti album-albumnya.

Lalu Arina pergi ke Amerika dan ternyata kembali lagi. Sama seperti saya yang kadang-kadang mendengarkan kembali lagu-lagu Mocca.

Kejayaan masa muda tak akan bisa kembali lagi. Sebagian kawan telah pergi mendahului. Sebagian lagi telah terlalu sibuk dengan pekerjaan dan keluarga. Meski demikian, 10 lagu ini kiranya dapat mengobati kerinduan kepada Ciwaruga dan kemesraan persahabatan.

Jangan heran jika 6 dari 10 lagu pilihan saya berasal dari album My Diary (2002), karena album pertamalah yang begitu istimewa berarak di lereng ingatan. 


1. Telephone


2. Secret Admirer


3. Dream


4. What If


5. And Rain Will Fall



6. Me and My Boyfriend


7. This Conversation


8. Swing It Bob!



9. The Object of My Affection



10. Let Me Go


No comments: