Beberapa tahun ke belakang, saya pernah menulis "27 Masakan Ibu". Isinya adalah tentang buku-buku yang--bersandar pada pengalaman personal, begitu keren, asyik, dan menghanyutkan. Dulu saya memang rakus betul membaca buku. Sekarang--meminjam istilah Kang Ibing, karena pabeulit dengan neangan beas, maka waktu untuk membaca pun menurun. Hal ini tak sejalan dengan kebiasaan saya dalam membeli buku. Akhirnya buku semakin menumpuk, dan kian banyak yang belum dibaca. Meski saya aktif di satu riungan buku di Bandung, namun kegiatan ini tak membuat saya kalap dalam membaca, ya paling-paling dalam seminggu hanya menyelesaikan sebuah buku tipis, kalau agak tebal sedikit pasti tidak rampung.
Ada beberapa buku yang dari dulu diincar namun baru dapat belakangan. Buku-buku ini pun ikut dalam antrian yang kian panjang, menunggu si empunya menginjak pedal gas dalam membaca. Sinopsisnya memang telah saya baca, namun hiburan macam apa yang didapat dari (hanya) membaca sinopsis? Buat saya, membaca buku mula-mula untuk hiburan dan melatih imajinasi. Ilmu dan pengetahuan saya tempatkan di entah nomor berapa, tapi yang pasti bukan yang pertama dan utama.
Wawasan yang bertambah dari membaca buku saya anggap sebagai bonus saja, toh bukan itu yang saya cari. Kalau banyak waktu yang saya pakai buat membaca, ya memang artinya hidup saya penuh dengan hiburan. Piknik berkepanjangan. Jadi buat saya membaca itu benar-benar pengalaman personal. Ia seperti sekelompok orang yang masuk ke pasar tradisional, lalu berjalan secara terpisah. Meski pasarnya sama, namun pengalamannya pasti berbeda-beda.
Namun belakangan, membaca juga beririsan dengan pekerjaan. Ada beberapa naskah yang harus saya tulis, juga beberapa referensi yang sengaja dihadirkan demi menunjang sebuah penelitian. Di titik ini membaca tak lagi senikmat dulu. Ia tak lagi "bebas-lepas" dari tanggung jawab yang menggantang. Ada target-target yang mesti dipenuhi, ada tenggat yang harus segera diselesaikan. Apa boleh buat, saya harus berjalan di titian ini, demi menyambung hidup, meyambut rezeki yang berhamburan bagi siapa saja yang bersegera menjemputnya.
Kini kualitas hiburan dari membaca buku agak menurun. Namun saya yakin, nanti waktu seperti itu akan datang lagi. Sebab selalu ada jenak kosong dari setiap gerbong kesibukan memenuhi tanggung jawab. Ya, buku-buku itu nanti akan kembali menemui saya yang "asli", yang "kosong", dan bersiap dengan segala kisah yang hendak dihamparkan. [ ]
No comments:
Post a Comment