Kau
tidak perlu tahu, bahwa di Gramedia jalan Merdeka itu ada semacam toko
cadangan. Ruangan untuk menampung buku-buku yang nilai penjualannya agak
memprihatinkan, alias kurang laku. Sampai nanti akan kau temui ada yang
harganya 5 ribu, karena sepertimya main obral begitu saja daripada
tidak ada yang membeli. Tapi jangan harap buku-buku karangan Andrea
Hirata, Dee, dan Habiburrahman akan nongkrong di sini. Setidaknya untuk
saat ini hal itu sulit terwujud, barangkali nanti beberapa tahun ke
depan. “Andaikan Buku itu Sepotong Pizza”, saya lihat tengah meringkuk
di pojok toko cadangan itu, barangkali dia malu, sebab orang-orang
kurang berminat kepadanya. Padahal penulisnya lumayan terkenal, dia
pernah menulis buku “Aku Ingin Bunuh Harry Potter” dan “Mengikat Makna”
yang konon best seller : Hernowo.
Coba
bayangkan, bagaimana kalau buku itu adalah sepotong pizza yang lezat,
banyak taburan ini-itu, dan ada toppingnya juga. Tentu kita akan lahap
menyantapnya. Begitulah Hernowo menulis buku ini : banyak betul taburan
cerita, kata-kata mutiara, pengalaman yang (menurut dia) berharga.
Hernowo seperti ingin mengajak para pembacanya untuk masuk ke setapak
jalan yang dia lalui, maka bersiasatlah dia dengan mengemas tulisannya
semenarik mungkin.
Kalau gak salah dia juga sempat mengutip kata-kata Ali Syariati (penulis Iran) : “Jangan jadikan rumahmu sebagai kandang, yang isinya hanya makanan dan minuman saja. Isi juga dia dengan buku, sebagai makanan ruhanimu. Jika ruhanimu haus, maka kau dapat memenuhinya dari buku-buku itu.” Tapi, bagaimanapun Hernowo bersiasat, buku tetaplah buku : penjualannya dipengaruhi oleh banyak factor, diantaranya selera pembeli dan kondisi keuangan.
Saya sempat membayangkan, bagaimana jadinya kalau judul buku ini diganti : “Andaikan Buku itu Sepotong Bala-bala”, akankah dia menjadi lebih laku?. Ah, jangan banyak melamun kau !. [ ]
No comments:
Post a Comment