Apa
yang kau ketahui tentang Jepang?, tentang negeri Matahari terbit itu?.
Mungkin anak-anak akan segera menyebut Doraemon dan kafilah tokoh kartun
lainnya. Orang-orang tua yang masih tersisa dari zaman penjajahan,
mungkin akan teringat kembali pengalaman pahit tentang Jugun Ian Fu. Dan
anak-anak muda yang hidup di zaman facebook, mungkin akan bersicepat
menyebut nama bintang film porno yang kabarnya akan datang ke Indonesia,
namanya tak usahlah saya sebutkan : pasti kalian sudah hafal di luar
kepala. Ternyata Jepang tidak sekedar kartun dan bunga Sakura, tapi ada
juga sisi lain dari kehidupan masyarakatnya yang diceritakan oleh buku
yang belum lama saya beli.
Hari
itu Jakarta seperti biasa sedang panas, bikin malas untuk keluar kamar.
Cucian sudah dari pagi di jemur, dan menyisakan saya yang tidak ada
kerjaan selain membaca buku-buku usang, buku-buku yang sudah lama
nongkrong di lemari. Lalu ide datang menghampiri : bagaimana kalau saya
mencari hembusan AC, mungkin akan segar betul di tengah udara yang
garang memanggang. Dan sudah dapat ditebak ke mana saya akan pergi? :
Gramedia Cempaka Mas. Lihatlah saya meluncur ditemani kantong kecil yang
setia di punggung.
Monster
oranye sudah menunggu di mulut jalan, penumpangnya kusut semua, mungkin
mengutuki hari yang panas dan berdebu. Jakarta semakin sesak saja oleh
muka-muka seperti itu. Cukup ongkos seribu rupiah, dan sampailah sudah.
Bukan ITC namanya kalau sepi, karena lihatlah orang-orang sibuk
bertransaksi. Ada yang menjual dan membeli. Ada yang untung dan merugi.
Saya menerobos lautan manusia dan segera mencari tangga ke bawah, ke
hembusan AC yang dituju itu.
Sebenarnya
hari itu tidak berniat membeli buku, mungkin sama juga dengan
kebanyakan orang yang hanya sibuk membaca, bagai toko buku itu
perpustakaan umum saja. Buku-buku baru yang bagus-bagus seperti
semangkuk sop buntut yang menggoda perut-perut lapar, mereka bertumpuk
dan tersenyum sinis kepada para penggemar buku yang berkantong tipis.
Saya datangi mereka dan saya berbisik : “Covermu saja kau
bagus-baguskan, sampai hargamu mahal dibuatnya, padahal isi kau hanyalah
tulisan-tulisan kering dan hambar”. Lalu saya tinggalkan mereka, dan
menuju buku-buku novel yang warna-warni covernya, bagai kembang gula
yang sering dikerubuti anak-anak.
Buku
yang saya beli bukanlah cerita fiksi, meskipun berada di rak novel.
Mungkin karena para penulisnya adalah anggota Forum Lingkar Pena, yang
mayoritas sering menulis cerita fiksi. Hikari No Michi : adalah kumpulan
cerita tentang proses mendapatkan hidayah yang dialami para muallaf
Jepang, tentang mendapatkan jalan terang dalam naungan Islam. Selain
itu, diceritakan juga bagaimana kehidupan sehari-hari Muslim Jepang yang
banyak menikah dengan orang Indonesia, pernikahan lintas negara, tapi
dalam satu ikatan yang kuat, yaitu ikatan akidah. Di negara yang budaya
minum sakenya sangat kuat, mereka berjuang mendapatkan dan
mempertahankan akidah. Begitulah kira-kira isinya.
Saya
ambil satu dan segera meluncur ke kasir. Saya harus bayar, biar tidak
ditangkap satpam. Dan hembusan AC semakin dingin. [ ]
No comments:
Post a Comment