20 September 2012

Tragicpuitic

Jika buku dan catatan adalah sebentuk pasukan yang gigih melawan lupa, maka sekali ini aku ingin membakarnya. Aku ingin lupa. Atau minimal seperti Joao, yang hanya sesekali ingat suaranya; kadang tertutup suara angin dan deburan ombak...

Para penyair menyebutnya matahari, yang ditakdirkan hanya untuk memberi dengan tulus. Tapi jika yang diberi malah pergi, maka anggap saja itu kesempatan yang terlewatkan. Kecewa adalah manusiawi, tapi jangan marah...sebab yakinlah, di jenak-jenak hidup yang terus berjalan, kesempatan seperti itu akan datang lagi.

Jadilah terus matahari... 


No comments: