Hujan. Tapi ini tidak tepat. Rokok habis, uang tipis, dan besok
wisuda. Lalu apa yang diharapkan dari hujan jika kondisi seperti itu?.
Paling hanya menjadi kanal untuk mengalirkan kekesalan. Siapa yang mau
menukar cita-cita?. Telah sampailah sekarang di penghujung, tepat
beberapa hari sebelum menyerahkan kepala dipenggal kalung, toga, dan
topi aneh yang dilemparkan ke udara. Dari tadi malam pertanyaan yang
telah lama dipendam ini tak mau juga pergi : untuk siapa sebenarnya ini
semua?.
Kawan-kawan telah berlari jauh. Sementara saya seperti labi-labi yang
terseok di belakang. Apakah hidup adalah kompetisi?. Kenapa kecepatan
harus disamakan dengan oranglain?. Dan jika kecepatan dikurangi maka
orang-orang ramai menamainya sebagai ketertinggalan. Tapi memang rohani
ini rohani bumi, sebab yang pertama kali dibandingkan selalu saja para
pengantar yang hanya sampai di tepi kuburan.
Ada apa dengan pohon?. Apakah mereka tumbuh dengan mata nyalang
melihat kiri dan kanan?. Rasa-rasanya mereka tumbuh tanpa menoleh
tetangga. Lapar memang memalukan, tapi jatah tak akan pernah habis
sebelum hidup selesai. Dan hujan masih menderap di balik jendela. Angin
masih menjatuhkan daun-daun pohon mangga.
Darimana mengukur kelas sosial?. Apakah setiap orangtua
memproyeksikan anaknya untuk menempati kelas sosial tertentu?. Buruk
sangka, mungkin itu yang sering dilekatkan oleh saya, dengan sepenuh
kesal, kepada orangtua. Memang tiap generasi punya bahasanya
masing-masing, tapi benarkah bahasa kebaikan punya kosa-kata yang
berlainan?.
Ponsel berbunyi, tapi saya pura-pura tuli. Mulut sedang tidak minat
untuk banyak bicara. Kata-kata tercekat, terbata-bata. Besok wisuda, dan
sangat sempurna : tiga tahun diakhiri dan hanya untuk menghadiri
seremoni yang kelak diabadikan untuk menjadi lampu kristal pajangan.
Berdiri saya di balik jendela, melihat arsiran hujan yang membelah
udara. Pikiran-pikiran salah sangka coba saya benamkan. Saya harus
berdamai dengan semua ini. Agenda sudah menunggu di muka, dan masalalu
saya rayakan bersama mie rebus. [ ]
28/2/2012
No comments:
Post a Comment