Menjelang
Frankfurt Book Fair 2015, ada beberapa buku karya pengarang Indonesia yang
telah, tengah, dan akan diterjemahkan ke dalam bahasa asing, salah satunya
adalah buku "Dan Perang pun Usai" karangan Ismail Marahimin. Ini
satu-satunya Roman yang pernah ditulis pengarang kelahiran Medan, 23 April
1934.
Roman
ini akan diterbitkan penerbit Jerman, Angkor Verlag, dengan judul "Und der
Krieg is Vorbel". Roman yang menjadi pemenang kedua sayembara mengarang
roman Dewan Kesenian Jakarta pada 1977 ini adalah salah satu naskah Indonesia
yang sudah diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa asing jauh sebelum
Indonesia menjadi tamu kehormatan Frankfurt Book Fair 2015.
Dalam
versi Bahasa Inggris, "Dan Perang pun Usai" diterjemahkan John McGlyn
menjadi "And The War is Over". Roman ini juga diterjemahkan ke dalam
bahasa Jepang menjadi "Soshite Senso wa Owatta" dengan penerjemah
Takadono Yoshihiro.
Inilah
satu dari sedikit teks yang mengabadikan dan memotret keadaan Indonesia di masa
pendudukan Jepang. Periode 1942-1945, ketika Jepang menguasai Indonesia, memang
sedikit ditulis dibandingkan, misalnya, periode kolonial 1900-1942. Roman ini
salah satu dari sedikit naskah fiksi yang mengambil latar belakang pendudukan
Jepang.
Buku
ini bercerita tentang para tawanan perang yang hendak melarikan diri di masa
ketika Jepang akan hengkang dari Indonesia. Dalam proses mematangkan rencana,
tawanan yang mayoritas berbangsa Belanda dan hanya menyisakan satu bangsa
pribumi tersebut terhambat oleh kekalahan Jepang di perang Pasifik. Kondisi ini
menuntut para komandan Jepang untuk segera berkoordinasi, celakanya tampuk
pimpinan kamp tawanan mengalami pergantian sementara. Dan horor penyiksaan
kemudian berlangsung.
Kewajiban
Jepang sebagai pihak yang kalah adalah menjaga tawanan dengan baik, sambil
menunggu kedatangan tentara Sekutu untuk menyelesaikan beberapa persoalan yang
timbul akibat perang. Pesan tentang kewajiban ini kemudian sampai ke para
prajurit Jepang yang tengah bertugas di kamp tawanan. Namun hal ini rupanya
disalahpahami oleh para tawanan, mereka mengira pesan tersebut adalah perintah
untuk pembantaian. Dan mereka pun tetap pada kesepakatan awal; melarikan diri!
Di
perjalanan menuju tempat yang telah ditentukan mereka berhasil ditemukan oleh
tentara Jepang. Mayoritas berhasil meloloskan diri, sementara tiga orang tewas
meregang nyawa dihantam peluru para tentara Jepang. Tak lama setelah itu perang
pun menuju usai.
Kisah
ini mula-mula terbit di tahun 1982 oleh Penerbit Sinar Harapan. Dua tahun
berselang mendapat penghargaan The Pegasus Prize for Literature, penghargaan
ini diberikan kepada karya sastra suatu bangsa yang dianggap mempunyai nilai
sastra tinggi, oleh sebab itu layak untuk diperkenalkan ke seluruh dunia.
Meskipun
tidak banyak dibaca lagi sekarang, namun dalam rentang waktu 38 tahun dari mula
lahirnya, roman ini terus mengisi khazanah sastra dunia. "Dan Perang pun
Usai", sekali lagi, belum usai, setidaknya sampai Oktober nanti. [ ]
Postscript :
Re-post catatan ini dimaksudkan sebagai arsip dari naskah yang telah dipublikasikan di Pulau Imaji, dalam rangka mendukung Indonesia sebagai Tamu Kehormatan di Frankfurt Book Fair 2015. Ikuti juga akun @PulauImaji untuk informasi seputar pameran buku tertua di dunia tersebut.
No comments:
Post a Comment