Kesibukan Komite Buku dan
Penerjemahan jelang perhelatan Frankfurt Book Fair ternyata masih berlangsung.
Beberapa komik yang akan dipamerkan pada Oktober nanti masih digodok mutu
penerjemahannya.
Heryani Wahyuningrum, salah
seorang anggota Komite Buku dan Penerjemahan, menjelaskan bahwa proses
penerjemahan memang mendapatkan bantuan subsidi dari pemerintah.
“Namun pada pelaksanaannya
penerbitlah yang mengeksekusi sampai selesai,” ujar Heryani Wahyuningrum.
Dari gambaran itulah hasil
penerjemahan (yang prosesnya dibantu oleh pemerintah melalui subsidi pendanaan)
kemudian diperiksa kembali. Pemeriksaan itu mutlak dilakukan untuk memastikan
bahwa mutu penerjemahannya relatif terjamin baik. Itu juga berlaku untuk
komik-komik yang diterjemahkan secara mandiri oleh para penerbit.
Komik Indonesia yang nanti akan
dipamerkan di sana terdiri dari beberapa bahasa: Indonesia, Inggris, dan
Jerman. Sampai hari ini setidaknya sudah ada 25 komik yang berhasil
diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman. Salah satu komik yang sudah berhasil
diterjemahkan adalah komik karya Beng Rahadian dan Sheila Rooswitha Putri.
Angka ini akan terus bertambah
sampai akhir Agustus nanti. Pada akhir Agustus dan awal September itulah semua
komik yang disiapkan sudah benar-benar siap untuk diberangkatkan ke Jerman.
Target total komik yang akan dikirim ke Frankfurt, dengan berbagai varian
bahasa, semuanya mencapai sekitar 100 buah.
Informasi di atas setidaknya
bisa memberikan gambaran perihal pentingnya posisi buku komik Indonesia di mata
Komite Nasional Indonesia sebagai guest of honor Franfkurt Book Fair 2015.
Komnas menganggap komik adalah bagian penting dunia literasi, yang pantas
mendapatkan perhatian yang tidak kalah dengan perhatian terhadap novel maupun
karya-karya non-fiksi. Geliat dan pertumbuhan komik Indonesia dianggap mewakili
salah satu wajah kekayaan kebudayaan kontemporer Indonesia.
Memasuki dekade 1990an, komik
Indonesia memang mulai menggeliat. Di tengah serbuan komik-komik Jepang, beberapa
komikus dari Jakarta, Bandung dan Yogyakarya menghidupkan komik Indonesia
melalui jalur independen (baca: indie) yang memaksimalkan moda produksi
fotokopian.
Memasuki alaf ke-21, geliat
komikus Indonesia memasuki arah yang baru dengan berkembangnya internet dan
dunia digital. Banyak komikus Indonesia menjadi juru gambar di judul-judul
besar DC Comics dan Marvel Comics. Menjadi komikus profesional selanjutnya
bukan lagi hal yang jarang.
Kehadiran komik di ajang
Frankfurt Book Fair 2015 bukanlah yang pertama kali. Di tahun-tahun sebelumnya,
sejak Indonesia hadir di Frankfurt pada 2011, komik sudah diikutkan dalam
pameran buku tersebut. Pada gelaran Leipzig Book Fair 2015, yang dimaksimalkan
oleh Indonesia sebagai pra-event untuk memperkenalkan diri sebagai guest of
honor Frankfurt Book Fair 2015, komik Indonesia pun turut disertakan.
Jelang gelaran Frankfurt
Book Fair 2015, sudah ada dua judul komik yang akan dan telah terbit dalam
versi Jepang. 12 seri komik “Garudayana” karya Is Yuniarto diterbitkan oleh Digital
Catapult, penerbit online dari Jepang. Untuk tahap awal Digital Catapult
menerbitkan tiga jilid pertama serial komik ini. Jilid keempat dan kelima
direncanakan akan terbit pada bulan November 2015. Satu komik lagi yaitu “Grey
& Jingga” karya Sweta Kartika akan diterbitkan oleh penerbit yang sama.
[irf ]
Postscript :
Re-post catatan ini dimaksudkan sebagai arsip dari naskah yang telah dipublikasikan di Pulau Imaji, dalam rangka mendukung Indonesia sebagai Tamu Kehormatan di Frankfurt Book Fair 2015. Ikuti juga akun @PulauImaji untuk informasi seputar pameran buku tertua di dunia tersebut.
No comments:
Post a Comment