Sebagai Tamu Kehormatan di acara
Frankfurt Book fair 2015, Indonesia membawa tak kurang dari 7 orang penulis
buku anak. Karya-karya mereka akan hadir di pameran buku tertua tersebut. Salah
satu penulis buku yang tengah mempersiapkan diri adalah Renny Yaniar. Ia telah
melahirkan sekitar 250 buku anak berbentuk cerita pendek, dongeng, cerita
bergambar, dan komik anak.
Bukunya yang berjudul “Lautan
Susu Cokelat” berhasil menyabet juara pertama penghargaan Adikarya untuk kategori
buku cerita anak. Penulis yang sempat bergabung dengan Majalah Bobo ini, kini
menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Anak-anak Mombi. Salah satu bukunya yang akan
dibawa ke Frankfurt, yaitu “Dongeng Kasih Sayang”, sedang diterjemahkan ke
dalam bahasa Inggris. Selain itu, Renny juga akan membawa serta 7 seri animal
stories, dan juga buku-buku terbarunya.
Di gelaran buku itu, Renny tak
hanya memamerkan karyanya saja, namun ia pun diminta untuk bercerita. “Di
Frankfurt, saya akan storytelling sebanyak dua kali. Ceritanya diambil dari
buku saya, yaitu ‘The Dancing Fishes’ dan ‘Lumba-lumba’, buku itu dipilih
karena saya diminta untuk bercerita dengan tema maritim. Jadi, ya, sekarang
saya masih berlatih mendongeng. Semoga pada saatnya semuanya berjalan baik” tuturnya.
Selain itu, Renny pun akan
berbicara tentang karya penulis cilik bersama Nadia Shafiana Rahma, yang tak
lain adalah penulis KKPK (Kecil-kecil Punya Karya). Karya Nadia sendiri di
antaranya; “My Live My Heaven”, dan “ Si Hati Putih”.
Selain “Dongeng Kasih Sayang”,
buku Renny belum ada lagi yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing. “Sampai
saat ini, berdasarkan info dari penerbit penerbit Kiddo/KPG, baru buku itu saja
yang diterjemahkan. Saya belum mendapat info apakah buku dari penerbit lain
juga ada yang diterjemahkan atau tidak,” terangnya.
Disinggung apakah jelang
Frankfurt Book Fair 2015 ada buku anak yang copyright-nya dibeli oleh penerbit
asing, ia berkata, “Setahu saya, Arleen (Amidjaja) yang juga dikirim ke Bologna
Book Fair April lalu, berhasil menjual copyright-nya ke penerbit Arab Saudi,”
ujarnya. Renny berharap, kesempatan bertemu dengan berbagai penerbit asing di
Frankfurt Book Fair nanti, bisa dioptimalkan dengan sebaik-baiknya.
Perkembangan buku anak di
Indonesia, menurutnya cukup menjanjikan. Buku anak sekarang banyak, dan ini
mendukung perkembangan pasar buku Indonesia yang cukup baik. “Orangtua menjadi
punya pilihan untuk anak-anak mereka. Itu berarti setiap penulis pun dituntut
untuk lebih aktif menulis dan berpromosi agar karyanya dikenal masyarakat,”
ujarnya.
Kehadiran Renny Yaniar
di Frankfurt, tentu akan menjadi salah satu wakil dari wajah dunia literasi
anak Indonesia kontemporer. Karya-karyanya, juga bagaimana nanti ia berbincang
tentang karya penulis cilik, menarik untuk disimak. Dan tak lupa, ia pun akan
storytelling. Tema bahari yang akan dibawakannya di acara mendongeng itu,
rasanya pas untuk menegaskan Indonesia sebagai negara kepulauan yang penuh
dengan imajinasi. [irf]
Postscript :
Re-post catatan ini dimaksudkan sebagai arsip dari naskah yang telah dipublikasikan di Pulau Imaji, dalam rangka mendukung Indonesia sebagai Tamu Kehormatan di Frankfurt Book Fair 2015. Ikuti juga akun @PulauImaji untuk informasi seputar pameran buku tertua di dunia tersebut.
No comments:
Post a Comment